Senin, 08 Maret 2010

OS Android Kian Meraksasa

Detikinet - Jakarta - Persaingan di pasar sistem operasi smartphone kian sengit. Diprediksikan OS besutan Google, Android bakal semakin bertenaga.

Meningkatnya kekuatan OS Android ini terbaca dari prediksi pasar smartphone 2009-2015 yang dikeluarkan perusahaan konsultan dan survey, Ovum.

Alasan mengapa Android akan semakin berjaya adalah karena semakin banyak pabrikan smartphone yang mencoba menekan biaya produksi mereka. Android menjadi salah satu alternatif untuk mewujudkan hal tersebut. Alhasil, semakin banyak produsen ponsel yang melirik Android.

Saat ini yang mendominasi pasar adalah OS Symbian dengan pencapaian pangsa pasar sebesar 48 persen. Ini berarti terjadi penurunan dari 58 persen di 2008.

Walaupun Ovum memprediksi pengapalan Symbian akan mencapai 168 juta unit di tahun 2015, jumlah pangsa pasarnya akan terus terkikis sampai ke kisaran 30 persen. Penyebabnya adalah karena adanya pertumbuhan adopsi OS Android.

Ovum memprediksikan pengapalan Android akan mencapai 110,8 juta di tahun 2015 dan diperkirakan OS ini akan melampaui pengapalan Windows Mobile di 2014.

3 Cara Agar Android Sukses di Indonesia

WASPADA ONLINE - Sebagai sistem operasi yang terbuka, Android memiliki banyak keuntungan dibandingkan OS lainnya. Karena, Android paling mengerti kebutuhan penggunanya.

"Ibaratnya, kalau ponsel bodong (kosong aplikasi-red) pun akan terlihat canggih, jika penggunanya memasukan aplikasi sesuaI dengan kebutuhannya," tukas salah satu penggiat Android Daniel Tumiwa, saat pertemuan ID-Android, di FX, Jakarta.

Indonesia pun bisa saja mengikuti jejak Amerika dan Eropa yang menikmati kesuksesan OS besutan Google itu di negaranya, asal memenuhi lima faktor.

Dijelaskan pengembang Android, Lukman Sebastian, faktor yang pertama adalah Internet unlimited. Karena Android akan bekerja maksimal jika jaringan internetnya kuat.

"Pengguna Android itu membutuhkan internet unlimited, cepat dan murah pastinya," cetus Lukman.

Yang kedua, menurut Lukman, edukasi antara pihak pengembang Android dan operator, karena keduanya yang mampu memperkenalkan Android ke masyarakat.

Ketiga, kerja sama dengan pihak ketiga untuk mempermudahkan pengguna membayar aplikasi yang diinginkannya di toko aplikasi online.

"Setahu saya, kalau barang itu sifatnya berbentuk konten dan bukan fisik, boleh melakukan pemotongan pulsa. Jika tidak, operator tidak boleh memberikan potongan," tukas dia.